Total Tayangan Halaman

Rabu, 08 Juni 2011

☼ MENGATASI KEGUNDAHAN HATI ☼

Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh..

Allah is enough for me! Every night brings a new day. Allah alleviates all pain. Everything has its end. Allah is enough for me! Everything has its end, Allah is enough for me! (Syair Nasheed “Allah is enough for me” by Zain Bhikha).

Hati adalah kekuatan inti manusia. Dia adalah sekerat daging yang mampu mengalahkan kekuatan jasad seperti yang dikatakan Rasulullah : “Ingatlah bahwa dalam jasad ada sekerat daging, jika ia baik, maka baiklah jasad seluruhnya; jika ia rusak, maka rusaklah jasad seluruhnya. Ketahuilah bahwa segumpal daging itu adalah hati.” (HR.Imam Bukhari dan Muslim).

Hadits tersebut menunjukkan betapa pentingnya posisi hati dalam tubuh manusia, tidak hanya sekedar daging tetapi juga penentu aqidah, penentu budi pekerti dan penentu keputusan terbesar seperti yang dijelaskan dalam sebuah hadits Arbain Nawawiyah bahwa Rasulullah pernah bersabda, “Mintalah fatwamu kepada hatimu sendiri. Kebaikan adalah apa-apa yang menentramkan jiwa dan hati, sedangkan dosa adalah apa-apa yang mengusik jiwa dan meragukan hati, meskipun orang-orang memberi fatwa yang membenarkanmu.” (HR.Imam Ahmad bin Hambal dan Imam Ad-Darani).

Berdasarkan penjelasan hadits kedua di atas, maka tak dapat dipungkiri lagi bahwa hati ibarat petunjuk kebaikan selama hati kita masih suci, bersih dan juga bisa jadi sebagai petunjuk kejahatan ketika hati kita sudah ternoda dengan dosa dan maksiat. Sebab hati pun memiliki beberapa penggolongan yaitu hati yang bersih atau suci, hati yang sakit dan hati yang jahat.

Hanya hati yang bersih yang mampu memberikan petunjuk yang benar. Secara sunnatullah sifat hati selalu berbolak-balik yang mana sesuai sifat dasar manusia yang sering khilaf. Akibatnya hati kadang-kadang menjadi tenang, nyaman, yakin, percaya akan Allah, dan stabil, tapi kadang-kadang pula dia menjadi terbalik yakni menjadi liar, gelisah, gundah, resah, tidak nyaman dan tidak stabil. Inilah kombinasi hati manusia.

Kegundahan hati yang disebabkan oleh problematika hidup yang penuh dengan konflik, persoalan dan tantangan bisa menyebabkan hati kehilangan cahaya-Nya dan nurani kebaikan sehingga perlu segera ditemukan terapinya. Olehnya Allah yang Maha Ar-Rahman dan Ar-Rahim telah memberikan solusi-solusi kegundahan hati dengan obat mujarab yaitu Al-Quran Karim. Salah satu firman-Nya, “Inilah adalah Al-Quran yang Kami turunkan kepadamu (Muhammad) agar engkau dapat mengeluarkan manusia dari kegelapan kepada cahaya terang benderang dengan seizin Allah menuju jalan Allah yang Maha Perkasa dan Maha Terpuji.” (Ibrahim ayat 1).

Banyak ayat-ayat Al-Quran yang dapat dijadikan terapi kegundahan hati sebagai obat pelipur jiwa dan penenang qalbu, berikut beberapa petikannya:

○ KENAPA AKU DIUJI? ● Surah Al-Ankabut:2-3 menjawab, “Apakah manusia itu mengira bahwa mereka akan dibiarkan (saja) hanya dengan mengatakan: “Kami telah beriman” sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yg benar dan sesungguhnya Dia pasti mengetahui orang-orang yang dusta.”

○ KENAPA AKU TIDAK MENDAPATKAN APA YANG AKU IDAM-IDAMKAN? ● Surah Al-Baqarah:216 menjawab, “Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.”

○ KENAPA UJIAN SEBERAT INI? ● Surah Al-Baqarah:286 menjawab, “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.”

○ BAGAIMANA MENYIKAPI RASA FRUSTASI? ● Surah Al-Imran:139 menjawab, “Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.”

○ SUNGGUH AKU TAK DAPAT BERTAHAN LAGI…!!!!! ● Surah Yusuf:87 menjawab, “Dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah melainkan orang-orang yang kafir.”

○ BAGAIMANA AKU HARUS MENGHADAPI PERSOALAN HIDUP? • Surah Al-Imran:200 menjawab, “Wahai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu beruntung.”

○ APA SOLUSINYA? ● Surah Al-Baqarah:45-46 menjawab, “Dan mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat. Dan (shalat) itu sungguh berat kecuali bagi orang-orang yang khusyuk (yaitu) mereka yang yakin bahwa mereka akan menemui Tuhannya dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya.”

○ SIAPA YANG MENOLONG DAN MELINDUNGIKU? ● Surah Al-Imran:173 menjawab, “Cukuplah Allah (menjadi penolong) bagi kami dan Dia sebaik-baik pelindung.”

○ KEPADA SIAPA AKU BERHARAP? ● Surah At-Taubah:129 menjawab, “Cukuplah Allah bagiku; tidak ada Ilah selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakkal dan Dia adalah Tuhan yang memiliki ‘Arsy (singgasana) yang agung.”

○ APA BALASAN ATAU HIKMAH DARI SEMUA INI? ● Surah At-Taubah:111 menjawab, “Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mu’min, baik diri maupun harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka.”

Semua orang yang beriman berharap menjadi golongan orang-orang yang dicintai oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala. Dan Allah mengabarkan kepada hamba-Nya bahwa golongan yang mendapatkan kecintaan-Nya adalah orang-orang yang sabar terhadap ujian dan cobaan dari-Nya sebagaimana ditegaskan dalam firman-Nya.

oooOooo

Seorang penyair berkata, “Hawa nafsu telah datang kepadaku sebelum aku mengenalnya. Hingga bertemulah ia dengan hati yang kosong dari dzikir, lalu bersemayamlah disana. Bila merasakan gangguan syaitan, cepatlah membaca ‘Aku berlindung kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk”. Dalam syair ini, bila membaca ta’awudz, yaitu ‘Aku berlindung kepada Allah dari godaan syetan yang terkutuk’, ternyata pengaruh syaitan begitu kuat dan sulit dihindari, berarti ada sesuatu yang hilang dari hati, sesuatu yang berupa takwa dan iman. Ketahuilah bahwa sesungguhnya hati itu bagaikan sebuah benteng yang dikelilingi tembok tinggi menjulang. Benteng itu memiliki beberapa pintu dan jendela, dan juga prajurit yang berdiri berjaga dengan mematung. Di dalam benteng itu tinggallah akal manusia. Sementara di luar benteng, syaitan dengan bala tentaranya siap menyerang dan selalu mengintai. Mereka menunggu saat prajurit penjaga benteng lengah dan menyerang secara tiba-tiba.

Berhati-hatilah anda dengan syaitan, hati-hati dari segi perbuatan atau itikad dalam hatimu. Bilamana kalian mengerjakan amal, hati-hatilah, karena bisa saja amal baik dimasuki sifat riya' untuk menghiasi perbuatan jahat dalam pandanganmu, maka mintalah perlindungan terhadap Tuhanmu. Pada awalnya, syaitan itu membisikkan terlebih dahulu, sehingga manusia menjadi ragu-ragu dan bila hatinya kosong dari dzikir, maka masuklah syaitan dan bersemayamlah di hati anda. Oleh karena itu, marilah kita memperbanyak dzikir, baik dengan hati, lisan maupun langsung dengan perbuatan. Ada sebuah kisah, suatu saat Syaikh Hasan Basri ditanya, “Apakah syaitan itu tidur?”. Hasan Basri menjawab, “Seandainya syaitan itu tidur tentu kita bisa istirahat”. Jadi syaitan itu tidak tidur, ketahuilah bahwa sesungguhnya syaitan tidak akan masuk kecuali pada orang yang jauh dari dzikir, jauh dari takwa dan ikhlas.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, "Sesungguhnya syaitan adalah musuh bagimu, maka anggaplah dia sebagai musuhmu" (Faathir ayat 6). Maksudnya, memusuhi syaitan dengan jalan taat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, serta tidak melayani syaitan dalam maksiat terhadap Allah Subhanahu wa Ta’ala. Hati itu ibarat benteng, dan posisi syetan adalah musuh yang berusaha menerobos masuk benteng untuk memiliki dan menguasai. Pada umumnya orang tidak mampu menjaga benteng tersebut, kecuali menjaga pintu-pintunya, tempat masuk dan celah-celahnya. Manusia tidak bisa menjaga pintu itu sebelum mengetahui tempat masuknya syaitan. Menjaga hati dari gangguan syaitan hukumnya wajib 'ain bagi setiap mukallaf.

Mengetahui tempat masuknya syaitan itu wajib, padahal tempat masuknya syaitan itu dari sifat dan watak manusia itu sendiri. Ada beberapa catatan tempat-tempat masuknya syetan, yaitu marah dan menuruti kesenangan nafsu; dengki dan rakus; kenyang; mencintai kemewahan (perabot rumah tangga, pakaian, mode, rumah); tamak dari segi kemanusiaan (mengharap); uang dan segala bentuk kekayaan dari segi harta benda, kendaraan, tanah; bakhil dan takut miskin; fanatik terhadap mazhab, mengutamakan kesenangan pribadi, dendam terhadap lawan/musuh dan meremehkan lawan/musuh; dan berburuk sangka sesama muslim. "Ya Allah, jagalah kami dari tipu daya kejahatan syaitan, sehingga kami menghadap Engkau dapat memperoleh petunjuk..amiin”

Ibnul Qayyim berkata, “Sesungguhnya di dalam hati terdapat ruang kosong dan kekurangan yang tak dapat diisi oleh suatupun kecuali Allah, terdapat sesuatu yang kusut yang tidak dapat diurai kecuali dengan pendekatan diri kepada Allah, terdapat penyakit yang tak dapat disembuhkan selain dengan sikap ikhlas dan beribadah hanya kepada-Nya. Tidaklah seorang hamba dihukum dengan sesuatu yang lebih berat dari kekerasan hati dan keterjauhan dari Allah. Sungguh api itu diciptakan untuk melunakkan hati yang kasar. Sesungguhnya hati yang paling jauh dari Allah adalah hati yang keras, dan sebagaimana diketahui, bilamana hati telah mengeras, maka air mata sulit mengalir dan mata menjadi kering (Tidak mudah menangis). Ia terasa berat mengalirkan air mata baik di saat berdzikir, takut kepada Allah ataupun ketika tunduk bersimpuh di hadapan Allah. Barangsiapa menghendaki hatinya bersih hendaklah ia lebih mementingkan Allah Ta’ala daripada memenuhi tuntutan syahwatnya, sebab hati yang senantiasa berlumuran maksiat terhalang dari cahaya Allah sesuai kadar keterkaitanya dengan syahwat tersebut. Hati adalah bejana-bejana Allah di atas bumi-Nya, dan yang paling disukai-Nya adalah hati yang paling jernih dan lembut.”

Hati yang keras akan jauh dari Allah Subhanahu wa Ta’ala sebagaimana firman-Nya, “Maka celakalah bagi mereka yang keras qalbunya dari berdzikir kepada Allah. Mereka berada dalam kesesatan yang nyata.” (Az-Zumar: 22). Tidaklah Allah memberikan hukuman yang lebih besar kepada seorang hamba selain dari kerasnya hati dan jauhnya dari Allah subhanahu wa ta’ala. Neraka adalah diciptakan untuk melunakkan hati yang keras, jika hati sudah keras, mata pun terasa gersang. Hati yang keras itu ditimbulkan oleh empat hal yang dilakukan melebihi kebutuhan yaitu makan, tidur, bicara, dan pergaulan.

Sebagaimana jasmani, jika dalam keadaan sakit tidak akan bermanfaat baginya makanan dan minuman, demikian pula hati, jika terjangkiti penyakit-penyakit hawa nafsu dan keinginan-keinginan jiwa, maka tidak akan mempan padanya nasehat dan petunjuk. Barangsiapa hendak mensucikan hatinya, maka ia harus mengutamakan Allah dibandingkan dengan keinginan dan nafsu jiwanya. Karena hati yang tergantung pada hawa nafsu akan tertutup dari Allah Subhanahu wa Ta’ala, hanya tergantungnya jiwa dengan hawa nafsunya. Banyak orang menyibukkan hatinya dengan gemerlapnya dunia. Seandainya mereka sibukkan dengan mengingat Allah dan negeri akhirat tentu hatinya akan berkelana mengarungi makna-makna Kalamullah dan ayat-ayat-Nya yang tampak di alam raya ini, dan ia pun akan menuai hikmah-hikmah yang langka serta faedah-faedah yang indah. Jika hati disuapi dengan berdzikir dan disirami dengan berfikir serta dibersihkan dari kerusakan, pasti akan melihat keajaiban dan diilhami oleh hikmah.

Tidak setiap orang yang berhias dengan ilmu dan hikmah serta memeganginya akan masuk dalam golongannya, kecuali jika mereka menghidupkan hati dan mematikan hawa nafsunya. Adapun mereka yang membunuh hatinya dengan menghidupkan hawa nafsunya, maka tak akan muncul hikmah dari lisannya. Rapuhnya hati adalah karena lalai dan merasa aman, sedang makmurnya hati karena takut kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan dzikir. Maka jika sebuah hati merasa zuhud dari hidangan-hidangan dunia, dia akan duduk menghadap hidangan-hidangan akhirat dan sebaliknya jika ia ridha dengan hidangan-hidangan dunia, ia akan terlewatkan dari hidangan akhirat.

Kerinduan bertemu Allah adalah angin semilir yang menerpa hati, membuatnya sejuk dengan menjauhi gemerlapnya dunia. Siapapun yang menempatkan hatinya di sisi Rabb-nya, maka akan merasa tenang dan tentram. Dan siapapun yang melepaskan hatinya di antara manusia, maka akan semakin gundah gulana. Ingatlah, kecintaan kepada Allah tidaklah akan masuk ke dalam hati yang mencintai dunia kecuali seperti masuknya unta ke lubang jarum (sesuatu yang sangat mustahil). Jika Allah cinta kepada seorang hamba, maka Allah akan memilih dia untuk diri-Nya sebagai tempat pemberian nikmat-nikmat-Nya, dan Ia akan memilihnya di antara hamba-hamba-Nya, sehingga hamba itu pun akan menyibukkan harapannya hanya kepada Allah. Lisannya senantiasa basah dengan berdzikir kepada-Nya, anggota badannya selalu dipakai untuk berkhidmat kepada-Nya.

Hati bisa sakit sebagaimana sakitnya jasmani, dan kesembuhannya adalah dengan bertaubat. Hati pun bisa berkarat sebagaimana cermin, dan cemerlangnya adalah dengan berdzikir. Hati bisa pula telanjang sebagaimana badan, dan pakaian keindahannya adalah taqwa. Hati pun bisa lapar dan dahaga sebagaimana badan, maka makanan dan minumannya adalah mengenal Allah Subhanahu wa Ta’ala, cinta, tawakkal, bertaubat dan berkhidmat untuk-Nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar