Total Tayangan Halaman

Kamis, 09 Juni 2011

Hanya Serupa Cinta ini

Ini serupa cinta, tapi ternyata tidak.
Ketika lamat kutatap wajahnya, kusentuh kedua pipinya, kucium kelopak matanya, akhirnya aku baru tahu kalau ini hanya serupa cinta.
Ketika kusandarkan tubuh penatku di sampingnya, membiarkan lengan kokohnya merangkulku hangat, dan sesekali diciuminya belakang kepalaku dengan lembut, akhirnya aku baru tahu kalau ini hanya serupa cinta.
Ketika larut aku dalam tangisan, terpenjara rasa sakit yang tak berkesudahan, dan dia menguatkanku bukan dengan kalimat-kalimat penghiburan bak orang keliwat pintar, akhirnya aku baru tahu kalau ini hanya serupa cinta.
Ketika dia mencium keningku, mencium kelopak mataku, menghapus air mataku, dan memandangku dengan kedua bola mata yang seakan bisa berbicara ‘aku-tidak-akan-meninggalkanmu’, akhirnya aku baru tahu kalau ini hanya serupa cinta.
Dan ketika di suatu malam aku tak ingin dia pergi dari teras rumahku dan berharap agar bisa melewati sepanjang hari, esok, dan esoknya lagi bersama dia selamanya.. Saat itulah aku baru tahu, kalau ini hanya serupa cinta.
Ya.
Ini memang hanya serupa cinta.
Karena rasa yang kumiliki saat ini adalah lebih dari itu.
Rasa tak bernama.
Lebih dari sekadar cinta.
Yang entah apa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar